14 Dec 2025, Sun

Supriyono Prima Sebut Pemain Muda Indonesia Star Syndrome

supriyono-prima-sebut-pemain-muda-indonesia-star-syndrome

Supriyono Prima Sebut Pemain Muda Indonesia Star Syndrome. Mantan pemain timnas era Primavera, Supriyono Prima, kembali menyentuh isu krusial dalam pembinaan sepak bola muda Indonesia. Baru-baru ini, ia menyoroti fenomena star syndrome yang menjangkiti banyak talenta muda. Menurutnya, pemain muda sering merasa sudah jadi bintang sebelum memberikan kontribusi nyata, yang bisa memutus perjalanan karier panjang mereka. Pernyataan ini muncul di tengah evaluasi program pembinaan seperti Primavera, SAD, Baretti, hingga proyek terkini, di mana Indonesia punya banyak bakat tapi sering gagal berkelanjutan. TIPS MASAK

Perbedaan Generasi Pembinaan Muda: Supriyono Prima Sebut Pemain Muda Indonesia Star Syndrome

Supriyono Prima membandingkan era Primavera dengan program-program berikutnya. Di masa Primavera, pemain seperti dirinya fokus pada proses panjang, disiplin, dan pembinaan di luar negeri yang terstruktur. Mereka tak langsung merasa bintang meski dikirim ke Italia. Namun, program selanjutnya seperti SAD, Baretti, dan yang lebih baru sering tak berlanjut lama. Kurangnya kesinambungan membuat talenta hilang di tengah jalan. Supriyono menekankan bahwa Primavera sukses karena pendekatan holistik, bukan hanya talenta semata. Kini, dengan banyak pemain muda dikirim ke luar, risiko star syndrome semakin besar jika tak ada edukasi kuat.

Dampak Star Syndrome pada Pemain Muda: Supriyono Prima Sebut Pemain Muda Indonesia Star Syndrome

Star syndrome membuat pemain muda cepat puas diri. Belum apa-apa, sudah membangun image sebagai bintang tanpa prestasi signifikan. Supriyono melihat ini sebagai kendala utama, di mana talenta berbakat terhenti karena sikap arogan atau kurang kerja keras. Banyak contoh pemain potensial yang karirnya mandek karena terlena sorotan media atau pengakuan dini. Fenomena ini diperburuk oleh lingkungan yang tak protektif. Akibatnya, perjalanan panjang menuju level profesional sering terputus, padahal Indonesia punya bakat melimpah yang bisa bersaing di Asia jika dikelola benar.

Peran Orang Tua dan Pelatih dalam Pencegahan

Supriyono menegaskan pentingnya peran orang tua dan pelatih. Orang tua harus melindungi anak dari euforia berlebih, sementara pelatih wajib terus mengedukasi tentang proses dan kerendahan hati. “Orang tua harus selalu memproteksi, pelatih harus banyak mengedukasi,” katanya. Di era media sosial, godaan menjadi viral semakin besar, membuat pemain muda lupa esensi sepak bola. Supriyono, sebagai alumni Primavera yang pernah merasakan pembinaan ketat, berharap pendekatan ini diterapkan lagi. Dengan proteksi tepat, talenta muda bisa berkembang tanpa terjebak sindrom bintang palsu.

Kesimpulan

Pernyataan Supriyono Prima tentang star syndrome menjadi pengingat bagi semua pihak di sepak bola Indonesia. Talenta muda berlimpah, tapi tanpa pengelolaan sikap yang benar, prestasi sulit diraih berkelanjutan. Program pembinaan perlu fokus pada edukasi mental, bukan hanya skill. Orang tua, pelatih, dan federasi harus bahu-membahu mencegah fenomena ini. Jika berhasil, generasi muda bisa melanjutkan perjalanan panjang seperti era Primavera. Sepak bola Indonesia butuh talenta yang rendah hati dan pekerja keras untuk bangkit di kancah regional dan internasional.

BACA SELENGKAPNYA DI…

By admin

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *