Florian Wirtz Masih Belum Tampil Gemilang di Liverpool. Pada 11 November 2025, sorotan sepak bola Inggris tertuju pada Florian Wirtz, wonderkid Jerman berusia 22 tahun yang direkrut Liverpool seharga 116 juta poundsterling dari Bayer Leverkusen musim panas lalu. Sayangnya, performa Wirtz sejauh ini masih jauh dari ekspektasi—belum cetak gol atau assist di Premier League setelah 10 laga, meski timnya on-fire di bawah Arne Slot. Di tengah jeda internasional, pelatih timnas Jerman Julian Nagelsmann angkat bicara: “Liverpool kurang stabil, itu bikin Wirtz kesulitan.” Transfer megah ini, yang sempat disebut “pembelian masa depan”, kini jadi perdebatan panas—apakah adaptasi Premier League terlalu brutal, atau Slot belum temukan formula tepat? Saat Anfield istirahat, fans Reds bertanya: kapan Wirtz bangkit seperti Bellingham di Madrid? Ini bukan akhir, tapi panggilan untuk perubahan cepat di lini serang Liverpool. INFO SLOT
Latar Belakang Transfer Megah dan Ekspektasi Tinggi: Florian Wirtz Masih Belum Tampil Gemilang di Liverpool
Florian Wirtz tiba di Liverpool dengan label “penerus Salah” setelah musim 2024/25 gemilang di Leverkusen: 18 gol dan 20 assist di Bundesliga, bantu timnya juara dua kali lipat. Slot, yang kenal Wirtz dari kompetisi Eropa, yakin ia cocok gaya possession tinggi The Reds—dengan visi passing 92 persen dan dribel sukses 68 persen. Transfer itu rampung Agustus 2025, dengan klausul 20 juta pound bonus jika Liverpool juara Liga Champions. Wirtz tandatangan kontrak lima tahun, janji “bawa kreativitas Jerman ke Anfield”.
Ekspektasi langsung meledak: media prediksi ia starter reguler di sayap kanan, duet apik dengan Nunez dan Diaz. Tapi, realita beda. Debutnya lawan Ipswich tipis: 45 menit tanpa kontribusi, diganti karena “kekakuan adaptasi”. Di laga berikutnya vs United, ia lewat peluang emas tapi passing kehilangan akurasi—hanya 78 persen. Faktor eksternal: cuaca Inggris yang basah dan jadwal padat (tujuh laga September-Oktober) bikin Wirtz, yang terbiasa ritme Bundesliga, kewalahan. Nagelsmann bilang, “Ia butuh tim stabil; Liverpool musim ini naik-turun.” Latar ini tunjukkan transfer besar tak selalu instan—seperti Havertz dulu di Arsenal.
Performa Awal yang Menghambat dan Kritik dari Luar: Florian Wirtz Masih Belum Tampil Gemilang di Liverpool
Sepuluh laga di Premier League, Wirtz main 720 menit tapi nol gol, nol assist—statistik yang kontras dengan 2,5 key pass per laga di Leverkusen. Debutnya di Liga Champions lawan Milan lebih baik: satu assist untuk Foden, tapi di PL, ia kesulitan lawan pressing tinggi seperti Aston Villa (hanya 65 persen dribel sukses). Slot akui, “Florian butuh waktu; ia ciptakan peluang, tapi tim boros finishing.” Di laga terakhir vs Spurs, Wirtz lewat umpan silang ke Nunez yang gagal konversi, picu kritik fans di forum Anfield.
Kritik dari Nagelsmann tambah tekanan: “Bagian kebenarannya, Liverpool kurang dukung kreator seperti Wirtz—empat pemain depan bikin ia sulit.” Pelatih Jerman ini soroti inkonsistensi lini depan Reds: Nunez boros (konversi 25 persen), Diaz egois, dan Salah prioritas kanan. Media Inggris sebut Wirtz “mahal tapi diam”—rating rata-rata 6,8 dari WhoScored. Cedera ringan hamstring Oktober lalu tambah hambat: absen dua minggu, kembali tapi kurang tajam. Performa ini bukan kegagalan total—ia punya 12 chance created—tapi adaptasi Premier League yang brutal bikin Wirtz, yang terbiasa ruang leluasa di Jerman, terkurung di traffic depan lawan.
Analisis Slot: Solusi Jangka Pendek dan Panjang
Arne Slot, pelatih Belanda yang ganti Klopp, punya rencana adaptasi. Jangka pendek: geser Wirtz ke false nine, beri kebebasan roaming seperti di Leverkusen—tes sukses di Carabao Cup lawan Chelsea, di mana ia ciptakan tiga peluang. Slot bilang, “Ia bukan winger tradisional; biarkan ia ciptakan di midfield.” Rotasi dengan Elliott atau McTominay di kanan bisa kurangi beban, sambil poles finishing dengan sesi latihan ekstra.
Jangka panjang: Slot rencanakan duet Wirtz dengan wonderkid baru Januari, mungkin winger muda untuk bebaskan ruang. Analisis data Opta tunjukkan Wirtz unggul di progressive pass (4,2 per laga), jadi Slot ubah taktik 4-3-3 jadi 4-2-3-1 dengan Wirtz sebagai no.10. Kritik Nagelsmann jadi bahan renungan: perkuat stabilitas depan, seperti tambah target man seperti Gyokeres rumor. Fans harap Wirtz bangkit seperti Musiala di Bayern—dari adaptasi lambat jadi bintang. Slot optimis: “Ia akan gemilang; sabar aja.”
Kesimpulan
Florian Wirtz masih belum tampil gemilang di Liverpool adalah cerita adaptasi klasik: transfer 116 juta pound bawa talenta Jerman ke Anfield, tapi Premier League brutal bikin ia diam sementara. Dari latar ekspektasi tinggi hingga kritik Nagelsmann soal inkonsistensi tim, ini ujian bagi Slot dan Wirtz. Solusi geser posisi dan rotasi pintar bisa bangkitkan ia, asal Reds beri waktu. Di musim yang panjang, Wirtz punya potensi ubah narasi—dari “mahal tapi diam” jadi “raja Anfield”. Saat jeda internasional usai, harapannya: satu gol, satu assist, dan Liverpool kembali on-song. Wirtz, tunjukkan kilau Jermanmu!
