16 Dec 2025, Tue

Arsenal Diragukan Tidak Bisa Angkat Piala Liga Inggris

arsenal-diragukan-tidak-bisa-angkat-piala-liga-inggris

Arsenal Diragukan Tidak Bisa Angkat Piala Liga Inggris. Arsenal tersingkir dramatis dari Piala Liga Inggris musim 2025-2026 setelah kalah agregat 2-0 dari Newcastle United di semifinal. Leg kedua di St James’ Park pada 5 Februari 2026 berakhir 0-0, menyusul kekalahan 2-0 di leg pertama pada 7 Januari di Emirates. Gol Alexander Isak dan Bruno Guimaraes di laga pertama jadi mimpi buruk bagi skuad Mikel Arteta, yang gagal tembus pertahanan rapat Eddie Howe meski mendominasi penguasaan bola hingga 62 persen. Ini jadi pukulan telak bagi The Gunners, yang sempat tak terkalahkan di 13 laga sebelumnya, dan picu keraguan besar soal kemampuan mereka angkat trofi domestik pertama sejak 2020. Dengan final dijadwalkan 22 Maret, Arsenal kini fokus Premier League dan Liga Champions, tapi sorotan analisis menyoroti pola kegagalan di momen krusial—apakah ini akhir dari mimpi gelar Arteta? INFO TOGEL

Perjalanan Arsenal di Piala Liga: Arsenal Diragukan Tidak Bisa Angkat Piala Liga Inggris

Arsenal memulai kampanye Piala Liga dengan percaya diri tinggi, lolos ke semifinal berkat kemenangan meyakinkan di ronde awal. Di babak ketiga, mereka kalahkan Port Vale 2-0 pada 24 September 2025, dengan gol perdana Eberechi Eze—pemain anyar dari Crystal Palace—dan tambahan dari Leandro Trossard, meski tim tampak kesulitan lawan semangat tuan rumah League One. Laga ini butuh kerja keras, termasuk debut Max Dowman berusia 15 tahun yang diganti masuk di menit ke-60, diiringi sorak fans tandang. Babak keempat lebih mulus: 2-0 atas Brighton pada 29 Oktober, di mana Ethan Nwaneri dan Bukayo Saka cetak gol di babak kedua setelah Arsenal tertinggal dominasi awal. Delapan kemenangan beruntun saat itu buat fans optimis, tapi semifinal lawan Newcastle ubah segalanya. Leg pertama di Emirates jadi titik lemah, dengan Arsenal ancam gawang tapi sundulan Isak di menit ke-25 dan tendangan Guimaraes di injury time hancurkan harapan.

Analisis Kekalahan di Semifinal: Arsenal Diragukan Tidak Bisa Angkat Piala Liga Inggris

Semifinal ungkap celah taktis Arsenal yang sudah lama dikeluhkan. Di leg pertama, penguasaan bola 58 persen tak hasilkan gol, karena lini depan tumpul—Martin Ødegaard dan Saka ciptakan peluang tapi gagal konversi, termasuk tembakan Ødegaard ke tiang gawang. Newcastle, klinis di serangan balik, manfaatkan kecepatan Isak yang cetak gol ke-50 untuk klubnya. Leg kedua di St James’ Park lebih frustrasi: Arsenal tekan habis-habisan dengan 65 persen bola, tapi pertahanan Newcastle yang dipimpin Fabian Schär tak tergoyahkan. Arteta coba rotasi dengan masukkan Kai Havertz dan Declan Rice, tapi kurangnya kreativitas di kotak penalti jadi biang kerok. Analis soroti pola ini: Arsenal kuat di fase grup, tapi rentan lawan tim fisik seperti Newcastle yang unggul duel udara 12-5. Cedera musim panas, termasuk absen Gabriel Magalhães, tambah beban, buat skuad kurang dalam di momen penentu.

Dampak pada Musim Arsenal Secara Keseluruhan

Kegagalan ini rasakan berat bagi Arsenal yang targetkan empat gelar musim ini. Di Premier League, mereka tertinggal tiga poin dari Manchester City setelah 22 laga, dengan jadwal padat termasuk kunjungan ke Anfield akhir Februari. Piala Liga seharusnya jadi trofi mudah untuk istirahat pemain inti, tapi tersingkir buat Arteta kritik kalender kompetisi yang “tak manusiawi,” terutama dengan AFCON 2025 ganggu skuad Afrika. Fans kecewa, dengan petisi online minta perubahan taktik, sementara media soroti tekanan pada Arteta—kontraknya habis 2027, tapi kegagalan trofi bisa percepat akhir. Positifnya, pengalaman ini poles skuad muda seperti Nwaneri dan Dowman untuk Liga Champions, di mana Arsenal lolos 16 besar lawan Porto. Tapi keraguan melekat: apakah The Gunners bisa angkat piala apa pun, atau ulang musim lalu yang finis runner-up di liga?

Kesimpulan

Arsenal diragukan angkat Piala Liga Inggris setelah tersingkir menyakitkan dari semifinal lawan Newcastle, ungkap celah taktis dan mental di panggung besar. Dari start mulus di ronde awal hingga babak buntu di leg kedua, cerita ini ingatkan bahwa dominasi statistik tak cukup tanpa eksekusi tajam. Bagi Arteta, ini ujian terberat: ubah keraguan jadi bahan bakar untuk Premier League dan Eropa. Musim masih panjang, tapi trofi domestik kian jauh—waktu bagi The Gunners buktikan mereka bukan lagi tim “hampir juara.” Dengan skuad berbakat, harapan tetap hidup; tinggal poles kekurangan untuk ciptakan sejarah di Wembley nanti.

BACA SELENGKAPNYA DI…

By admin

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *