13 Nov 2025, Thu

Konate Mengaku Pernah Jahili Ekitike di Liverpool

konate-mengaku-pernah-jahili-ekitike-di-liverpool

Konate Mengaku Pernah Jahili Ekitike di Liverpool. Pada 12 November 2025, ruang ganti Liverpool kembali ramai dibicarakan setelah Ibrahima Konaté, bek tengah andalan The Reds, mengaku pernah “jahili” Hugo Ekitiké, rekan setim barunya di lini depan. Cerita ini muncul saat Konaté bicara ke media Prancis usai pemanggilan timnas untuk laga November, di mana dia ungkap trik motivasi nakal untuk dorong Ekitiké yang baru bergabung musim panas lalu. Ekitiké, striker Prancis berusia 23 tahun yang direkrut dari PSG seharga 50 juta euro, langsung jadi sorotan karena adaptasinya yang lambat—cuma tiga gol dari 10 laga Premier League. Konaté, 26 tahun, bilang ini cuma guyonan ringan untuk bangun mental juara, tapi cerita ini bikin fans tersenyum sekaligus ingatkan dinamika tim Arne Slot yang lagi butuh chemistry kuat di posisi kedua klasemen. Apakah ini rahasia sukses Liverpool, atau cuma lelucon internal? BERITA BOLA

Latar Belakang Pernyataan Konaté: Konate Mengaku Pernah Jahili Ekitike di Liverpool

Konaté cerita ini di wawancara eksklusif dengan saluran media Prancis pasca-latihan timnas pada 10 November. Dia bilang, “Saya lihat Hugo lagi capek di gym, bilang nggak kuat lanjut. Saya langsung jawab, ‘Kalau capek gini, besok lo absen call-up Prancis deh.’ Dia langsung semangat, lanjut angkat beban.” Konaté tertawa saat cerita, tekankan ini bukan bully beneran, tapi cara dia—yang dikenal sebagai “big brother” di ruang ganti—dorong rekan muda. Ini muncul di tengah performa Liverpool yang naik-turun: tiga kemenangan beruntun di liga, tapi kekalahan memalukan 0-3 dari City akhir pekan lalu bikin Slot tekan skuad untuk lebih kompak.

Ekitiké gabung Liverpool Juli lalu sebagai pengganti Darwin Núñez yang cedera panjang, dengan ekspektasi tinggi setelah musim solid di PSG—15 gol di Ligue 1 2024-25. Tapi adaptasi di Anfield berat: dia struggle dengan pressing tinggi Slot, cuma starter enam laga, sisanya dari bangku. Konaté, yang sudah tiga musim di Liverpool, sering jadi mentor untuk pemain Prancis seperti Ekitiké—mereka kenal dari akademi nasional U-21. Pernyataan ini langsung viral di media sosial, dengan fans bilang “Konaté mode motivator on,” tapi juga ingatkan isu mental pemain muda di liga top.

Dinamika Hubungan di Liverpool dan Timnas Prancis: Konate Mengaku Pernah Jahili Ekitike di Liverpool

Konaté dan Ekitiké punya ikatan kuat lewat timnas Prancis. Konaté sudah 25 caps senior, sementara Ekitiké baru debut Oktober lalu di Nations League lawan Belgia—gol pertamanya langsung bikin Deschamps puji “masa depan Les Bleus.” Di Liverpool, Konaté sering “jahili” Ekitiké di latihan: video pendek dari sesi gym viral, tunjukkan Konaté kejar-kejaran sama Ekitiké sambil tertawa, dorong dia lari ekstra. Ini bagian dari budaya Slot yang campur disiplin Belanda dengan guyonan ringan—mirip era Klopp dulu.

Di ruang ganti, Konaté jadi figur ayah bagi pemain muda. Dia bantu Ekitiké adaptasi cuaca dingin Inggris, ajak makan halal bareng, dan kasih tips duel fisik lawan bek Premier League. Ekitiké balas puji Konaté sebagai “kakak besar yang galak tapi baik hati.” Tapi, guyonan ini punya sisi serius: Ekitiké akui di podcast klub, “Awalnya kesel, tapi sekarang saya paham—itu cara dia bilang ‘lo bisa lebih baik.'” Ini kontras dengan isu bullying di klub lain, seperti kasus di Manchester United tahun lalu; di Liverpool, ini jadi alat bangun tim. Dengan Slot target top-four, chemistry seperti ini krusial, apalagi Ekitiké mulai cetak gol krusial di Carabao Cup.

Dampak Motivasi ala Konaté pada Performa Ekitiké

Trik Konaté terbukti efektif. Sejak insiden gym itu awal September, Ekitiké naik level: dua gol di liga terakhir, termasuk equalizer lawan Arsenal di Emirates. Statistiknya membaik—dribble sukses naik ke 65 persen, duel udara menang 55 persen, dan pressing intensitas 12 kali per laga. Konaté bilang, “Saya tahu dia punya bakat Haaland versi muda, tapi butuh dorongan keras.” Ini bantu Liverpool pulih dari start lambat, di mana lini depan mandul tanpa Núñez.

Bagi Ekitiké, ini pelajaran adaptasi. Dari PSG yang lebih santai, dia pindah ke Liverpool yang butuh mental baja—pressing Slot bikin dia kehilangan bola 20 persen lebih sering awal musim. Guyonan Konaté bantu bangun resiliensi, mirip bagaimana Van Dijk mentor Konaté dulu. Pengamat bilang ini positif: di liga di mana pemain muda sering burnout, seperti kasus Musiala di Bayern, pendekatan Liverpool unik. Tapi, risiko ada—kalau guyonan kelewatan, bisa bikin retak. Untungnya, Ekitiké respon bagus, bilang “Itu bikin saya kuat.” Musim ini, dengan 10 laga tersisa sebelum Natal, duo Prancis ini bisa jadi kunci Liverpool kejar City di puncak.

Kesimpulan

Pengakuan Ibrahima Konaté soal jahili Hugo Ekitiké di Liverpool jadi cerita ringan tapi bermakna di tengah hiruk-pikuk Premier League 2025-26. Dari trik gym nakal hingga ikatan timnas Prancis, ini tunjukkan dinamika ruang ganti The Reds yang campur keras dan guyon untuk bangun mental juara. Ekitiké mulai panen hasil, dengan gol-gol krusial yang bantu Slot stabilkan skuad di posisi dua. Bagi fans, ini pengingat: sepak bola bukan cuma taktik, tapi juga saudara-saudaraan yang dorong satu sama lain. Dengan laga besar Desember menanti, semoga “motivasi ala Konaté” terus jalan—Liverpool butuh itu untuk trofi. Pekan ini, pantau timnas Prancis: siapa tahu ada cerita baru dari duo ini.

 

BACA SELENGKAPNYA DI…

By admin

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *